MENGENALI MASA KRITIS DHF: BERIKUT CARA MENDETEKSINYA

Fitriatul Jannah, S.Kep., Ns., M.Kep.

Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. DHF terjadi di negara tropis termasuk Indonesia dan dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat. Salah satu aspek penting dalam penanganan DHF adalah mengenali dan mewaspadai masa kritis untuk mencegah terjadinya komplikasi dan menyelamatkan nyawa.

Masa kritis DHF umum terjadi pada hari ke-4 atau ke-5 sejak terjadinya demam. Awal masa kritis DHF ditandai dengan terjadinya penurunan suhu tubuh yang drastis hingga mendekati normal 37C, kondisi tubuh terlihat seperti mulai membaik, dan penderita sering merasa sudah sembuh atau pulih, sehingga mulai melakukan aktivitas sehari-hari. Namun jika masa kritis ini terabaikan dan tidak mendapatkan pengobatan, trombosit penderita akan terus turun drastis dan mengakibatkan perdarahan yang sering tidak disadari. Karena pada masa kritis virus mulai mempengaruhi pembuluh darah dan menyebabkan kebocoran plasma yang dapat mengakibatkan perdarahan, syok, kegagalan organ, bahkan kematian. Oleh karena itu masa kritis DHF harus cepat ditangani karena masa kritis tidak lebih dari 24-48 jam.

Cara mengenali masa kritis DHF dapat dilakukan dengan memantau tanda dan gejala melalui 7K, diantaranya:

1.      Kondisi demam turun drastis disertai penurunan tekanan darah

Penurunan suhu tubuh yang signifikan di rentang 37°C – 36°C dan dalam beberapa kasus bisa di bawah 36°C (hipotermia ringan) disertai hipotensi menandakan kondisi ini dalam peralihan menuju kondisi klinis yang lebih serius.

2.      Kesadaran menurun, gelisah, dan nafas cepat ataupun sesak nafas

Pada fase kritis DHF dapat terjadi penurunan tingkat kesadaran yang ditandai dengan respons lambat, disorientasi, atau bahkan tidak responsif. Kondisi ini sering disertai dengan tanda-tanda kegelisahan atau agitasi sebagai respons terhadap hipoksia jaringan dan gangguan sirkulasi. Selain itu peningkatan frekuensi napas dan kesulitan bernapas dapat terjadi akibat asidosis metabolik atau gangguan perfusi sistemik. Gejala-gejala ini merupakan indikator penting dalam kondisi kritis DHF dan membutuhkan pemantauan serta penanganan intensif secara cepat dan tepat.

3.      Kulit kaki dan tangan dingin dan lembab berlebihan

Fase kritis DHF ditandai dengan tangan dan kaki teraba dingin dan basah yang diakibatkan karena tubuh kekurangan cairan. Kondisi ini merupakan tanda bahaya yang menunjukkan peredaran darah mulai terganggu dan membutuhkan penanganan segera.

4.      Kencing berkurang dan bahkan tidak kencing selama 6 jam

Penurunan intensitas kencing selama masa kritis DHF dikarenakan ginjal mengalami masalah akibat gangguan sirkulasi dan kekurangan cairan

5.      Kurang makan minum, muntah, dan nyeri perut

Kebocoran plasma menyebabkan cairan keluar dari pembuluh darah sehingga volume darah menurun dan mengakibatkan aliran darah ke organ lambung dan usus terganggu. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya nafsu makan, mual, muntah, dan nyeri pada bagian perut.

6.      Kejang

Kejang dapat terjadi selama fase kritis DHF sebagai akibat dari gangguan perfusi otak, ketidakseimbangan elektrolit, dan kompliakasi yang memerlukan penanganan medis segera.

7.      Keluar perdarahan (hidung, kulit, mulut, dan dubur)

Perdarahan terjadi pada masa kritis diakibatkan penurunan jumlah trombosit dan kerusakan pembuluh darah kecil yang mengganggu kemampuan tubuh membekukan darah dengan normal. Kondisi seperti ini sangat serius dan memerlukan penanganan segera.

Penanganan dini masa kritis DHF dapat dilakukan dengan cara menerapkan 5P dianataranya:

1.      Pantau kondisi setiap jam

Pantau kondisi umum, tingkat kesadaran, dan TTV setiap jam

2.      Periksa TTV dan pantau suhu tubuh

Awasi denyut nadi, tekanan darah, frekuensi napas, selalu catat suhu tubuh dan pantau kesadaran

3.      Penuhi kebutuhan cairan

Memnuhi kebutuhan cairan tubuh sesuai anjuran tenaga kesehatan

4.      Pemeriksaan laboratorium darah rutin

Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk memantau trombosit dan hematoktrit agar tetap stabil dan berangsur normal

5.      Periksa dan konsultasi ke tenaga medis (dokter)

Segera konsultasi dengan tenaga medis dan membawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapat penanganan yang cepat dan tepat.

Referensi:

  1. WHO. (2023). Dengue: Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. World Health Organization.
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD).
  3. Hadinegoro, S.R. (2012). The revised WHO dengue case classification: does the system need to be modified?. Paediatrics and International Child Health.
  4. CDC (Centers for Disease Control and Prevention). (2023). Dengue Clinical Guidance. https://www.cdc.gov/dengue
  5. Widodo, D. (2017). Diagnosis dan Tata Laksana Demam Berdarah Dengue. FK UI.
  6. Birman, Yuliza., et al. (2023). Profil Demam Berdarah Dengue Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2020-2022. Nusantara Hasana Journal. 2 (8). 42-54.
  7. Tim UPT PKM W. (2020). Buku Saku Pelatihan Dasar Survailans Berbasis Masyarakat. (14)



Dipublikasikan : 2025-05-05 10:37:37

Olahraga Menjadi Investasi Gaya Hidup (Gen Z)

Writer : Hilda Dea Revani, S.Ft., Ftr., M.Kes
Published : 2025-09-19 15:47:56

Read »

ME TIME 10 MENIT IBU LEBIH BAHAGIA

Writer : Dina Istiana, S.Kep., Ns., M.Kep
Published : 2025-08-01 11:09:49

Read »

WALKING: A SIMPLE ACTIVITY FOR BETTER HEALTH

Writer : Dwi Yuniar Ramadhani, S.Kep.Ns, M.Kep
Published : 2025-06-11 15:25:36

Read »

MENGENALI MASA KRITIS DHF: BERIKUT CARA MENDETEKSINYA

Writer : Fitriatul Jannah, S.Kep., Ns., M.Kep.
Published : 2025-05-05 10:37:37

Read »

PUASA MOMEN BOOSTER KESEHATAN

Writer : Siti Nur Qomariah, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Published : 2025-03-10 12:48:00

Read »

SMALL STEPS, BIG CHANGES: RESOLUSI SEHAT TAHUN 2025

Writer : Linta Meyla Putri, S.KM., M.Kes
Published : 2025-01-06 11:47:48

Read »

BUTTERFLY HUG

Writer : Wahyu Dini Candra Susila, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep
Published : 2024-12-31 21:40:45

Read »

MENUMBUHKAN EMPATI UNTUK MENCEGAH BULLYING

Writer : Chindy Maria Orizani, S.Kep.Ns.,M.Kep.
Published : 2024-12-17 09:15:59

Read »


Next » Last

RS Adi Husada Undaan Wetan

Sebagai tempat praktik klinik mendukung mahasiswa STIKes Adi Husada dalam mengembangkan ilmu keperawatan menjadikan seorang perawat profesional dan mampu bersaing, Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan melakukan seleksi penerimaan tenaga kesehatan perawat untuk lulusan STIKes Adi Husada.

RS Adi Husada Kapasari

Berlokasi dekat bersebelahan dengan Kampus STIKes Adi Husada memberikan kemudahan mahasiswa dalam bertugas saat praktik klinik dan proses seleksi penerimaan tenaga kesehatan perawat juga mengutamakan lulusan STIKes Adi Husada.

Adi Husada Cancer Center

Berlokasi di RS Adi Husada Undaan Wetan sebagai pusat kanker terpadu pertama di Surabaya, yang dilengkapi dengan layanan radioterapi, kemoterapi, dan pembedahan. Memberikan penanganan kanker yang berkualitas dan dokter spesialis professional.