MENUMBUHKAN EMPATI UNTUK MENCEGAH BULLYING

Chindy Maria Orizani, S.Kep.Ns.,M.Kep.

Bullying adalah masalah serius yang dapat berdampak negatif pada korbannya, baik secara fisik maupun mental. Namun, ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah bullying, salah satunya adalah dengan menumbuhkan rasa empati. Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain. Ketika kita memiliki empati, kita akan lebih peduli terhadap orang lain dan lebih cenderung untuk membantu. Empati juga dapat membantu kita untuk mencegah bullying dengan cara berikut:

• Membantu kita untuk memahami perasaan korban bullying. Ketika kita memahami perasaan korban bullying, kita akan lebih mungkin untuk membantu mereka dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan.
• Membantu kita untuk melihat bullying dari sudut pandang korban. Ketika kita melihat bullying dari sudut pandang korban, kita akan lebih mungkin untuk mengambil tindakan untuk menghentikannya.
• Membantu kita untuk mengembangkan rasa hormat terhadap orang lain. Ketika kita memiliki rasa hormat terhadap orang lain, kita akan lebih cenderung untuk memperlakukan mereka dengan baik dan tidak melakukan bullying.

Mengembangkan empati membutuhkan latihan dan kesadaran diri. Kita dapat memulai dengan sering berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda latar belakang, mendengarkan cerita mereka dengan penuh perhatian, dan mencoba memahami perspektif mereka. Selain itu, membaca buku, menonton film, atau mengikuti kegiatan sosial yang melibatkan empati juga dapat membantu kita meningkatkan kemampuan ini. Berikut adalah beberapa tips untuk menumbuhkan empati:

• Belajar untuk mendengarkan dengan empati. Ketika seseorang berbicara kepada Anda, cobalah untuk benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan. Jangan hanya memikirkan apa yang akan Anda katakan selanjutnya.
• Tanyakan pertanyaan yang menunjukkan bahwa Anda peduli. Tanyakan pertanyaan seperti, "Bagaimana perasaan Anda tentang itu?" atau "Apa yang dapat saya lakukan untuk membantu?"
• Bayangkan bagaimana rasanya berada di posisi orang lain. Coba bayangkan bagaimana rasanya jika Anda berada di posisi korban bullying. Bagaimana perasaan Anda? Apa yang Anda butuhkan?
• Berlatihlah untuk mengendalikan emosi Anda. Ketika Anda merasa marah atau frustrasi, cobalah untuk mengambil napas dalam-dalam dan menenangkan diri.
• Berikan pujian kepada orang lain. Berikan pujian kepada orang lain ketika mereka melakukan sesuatu yang baik. Ini akan membantu mereka untuk merasa dihargai dan dihargai.

Empati bukan hanya sekadar perasaan belas kasihan, tetapi juga harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Ketika kita memiliki empati, kita akan terdorong untuk membantu teman yang sedang kesulitan, membela mereka yang menjadi korban bullying, dan menciptakan suasana yang positif di sekitar kita. Dengan kata lain, empati adalah fondasi bagi perilaku prososial yang dapat mencegah terjadinya bullying. Dengan menumbuhkan empati, kita dapat membantu untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan inklusif bagi semua orang.

Selain tips di atas, berikut adalah beberapa hal lain yang dapat Anda lakukan untuk mencegah bullying:

• Laporkan bullying jika Anda melihatnya. Jika Anda melihat seseorang di-bully, laporkan kepada orang dewasa yang dapat membantu.
• Berteman dengan korban bullying. Berikan dukungan kepada korban bullying dan tunjukkan bahwa Anda peduli.
• Berdiri untuk korban bullying. Jika Anda melihat seseorang di-bully, berdirilah untuk mereka dan katakan bahwa bullying tidak dapat diterima.
• Jadilah model yang baik. Tunjukkan kepada orang lain bagaimana berperilaku dengan baik dan menghormati orang lain.

Pencegahan bullying adalah tanggung jawab bersama. Dengan menanamkan nilai-nilai empati sejak dini, kita dapat menciptakan generasi yang lebih peduli, saling menghormati, dan bebas dari kekerasan. Melalui pendidikan, contoh perilaku yang baik, dan dukungan dari lingkungan sekitar, kita dapat mengembangkan empati pada setiap individu dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua. Dengan bekerja sama, kita dapat membantu untuk mencegah bullying dan menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua orang.

Sumber pustaka:

Orizani, C. M., Al Ayyubbi, I. I., Sari, I. P., Dumilah, R., Rastati, R., Rinancy, H., Niriyah, S., Wulansari, N. M. A., Wardhani, Y. F., Susi, A’Yuni, M. R. Q., & Shafyusari, F. (2024). Bullying pada Anak Usia Sekolah: Perspektif Keperawatan Jiwa (T. H. Putri (ed.)). Future Science Publisher.

Orizani, C. M., Eni, R., Sari, T. H., Yunere, F., & Wardani, S. P. D. K. (2022). Psikologi Kesehatan (Teori dan Penerapan) (A. Munandar (ed.)). Media Sains Indonesia.

Orizani, C. M., & Ramadhani, D. Y. (2020). Monograf: Pengaruh Assertive Behaviour Therapy Terhadap Perubahan Perilaku Bullying Pada Remaja. In UNUSA Press. UNUSA Press.

Orizani, C. M., & The, M. G. (2020). Cyberbullying Dan Interaksi Sosial Pada Remaja Kelas XI SMA Di Surabaya. Adi Husada Nursing Journal, 6(1), 19. https://doi.org/10.37036/ahnj.v6i1.163

Rahayu, A. N., Susanti, H., & Daulima, N. H. . (2019). Penerapan Terapi Kelompok Terapeutik dan Terapi Asertif Untuk Pencegahan Perundungan pada Anak Usia Sekolah Dengan Pendekatan Komunikasi Interpersonal Peplau. Gunahumas: Jurnal Kehumasan, 2(2), 340–349.

Dipublikasikan : 2024-12-17 09:15:59