Penulis : Dewa Ayu Komang Aprilawati
NIM : 12021
Program Studi : D-III Keperawatan
Jenis Karya Ilmiah : Karya Tulis Ilmiah
Tahun Terbit : 2015
Abstrak :
Thypoid masih merupakan masalah keperawatan di daerah tropis terutama di negara-negara berkembang, jadi tidak heran bila thypoid banyak ditemukan di Indonesia. Thypoid merupakan penyakit endemik di Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit menular yang tercantum dalam UU No. 6 Tahun 1962.
Thypoid dapat menyerang bayi sampai dengan orang dewasa. Menurut data WHO tahun 2003 memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus thypoid diseluruh dunia. Sedangkan di Indonesia sendiri menurut data dari Departemen Kesehatan RI tahun 2011 terjadi 550-1123 kasus thypoid pada setiap 100.000 orang penduduk. Di Jawa Timur angka kejadian thypoid di puskesmas dan beberapa rumah sakit masing-masing 4000 dan 1000 kasus per bulan. Dan menurut data medical record di Ruang Bedah Lantai 5 Rumah Sakit Adi Husada Kapasari Surabaya satu tahun terakhir mencapai 80 kasus thypoid dengan berbagai gejala dan komplikasinya.
Salmonella Typhosa, salmonella typhi A, B, C adalah penyebab utama dari thypoid (Ngastiyah, 2005). Thypoid adalah penyakit yang sangat erat hubungannya dengan kebersihan lingkungan maupun perseorangan. Kurangnya PHBS seperti cuci tangan sesudah dan sebelum makan dengan sabun, kurangnya kepedulian terhadap kebersihan makanan yang dikonsumsi, sanitasi lingkungan buruk, penyediaan air yang tidak memenuhi syarat. Sehingga memudahkan kontaminasi dari bakteri Salmonella Typhosa melalui fekal oral kemudian masuk aliran darah dan bersarang di plaque pleyeri, limfe, hati dan bagian-bagian lain dari sistem retikulo endothelial yang disertai keluhan demam, mual, muntah, nyeri abdomen, diare dan atau konstipasi. Sehingga muncul masalah keperawatan hipertermi, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kekurangan volume cairan. Dan komplikasi yang dapat terjadi adalah takikardi, insufisiensi jantung, insufisiensi pulmonal dan kejang demam (Corwin, 2000). Masalah keperawatan yang paling dikhawatirkan pada thypoid adalah hipertermi yang dapat menyebabkan komplikasi kejang demam. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu (Soedarto, 2007). Berdasarkan hal tersebut hipertermi perlu mendapatkan perhatian khusus dan penanganan yang tepat agar tidak menimbulkan komplikasi dan prognosis yang buruk.
File :
PDF size : -0 Mb
Full Text : [
View ] (hanya dapat dilakukan di jaringan area kampus)
(Pastikan anda terhubung dengan jaringan lokal kampus untuk menampilkan full text)