Penulis : Anita Rachmawati Meynintyas
NIM : 12008
Program Studi : D-III Keperawatan
Jenis Karya Ilmiah : Karya Tulis Ilmiah
Tahun Terbit : 2015
Abstrak :
Fraktur atau patah tulang memiliki berbagai macam jenis, salah satunya fraktur cruris (tibia-fibula). Menurut Reeves (2001) Fraktur pada umumnya cenderung terjadi pada laki-laki, biasanya fraktur terjadi pada umur dibawah 45 tahun termasuk fraktur cruris yang dapat terjadi atau dialami oleh siapapun atau pada semua usia. Untuk tindakan medis pada fraktur cruris dilakukan operasi “Debridement” saja atau bersamaan dengan disertai tindakan operasi lainnya seperti tindakan operasi external atau internal fiksasi, serta backslab. Eksternal fiksasi itu berupa teknik immobilisasi pada tulang dengan menyambung beberapa pin menembus tulang dan menahannya sehingga membentuk bingkai di luar terutama pada tulang terbuka dengan kerusakan jaringan keras dan lunak yang mana tindakan tersebut menimbulkan berbagai masalah, salah satunya gangguan rasa nyaman yaitu nyeri.
Menurut hasil medical record Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan Surabaya di ruangan D3 terdapat 2 pasien dengan kasus fraktur cruris selama bulan April 2015. Pada bulan April terakhir tersebut yang mengalami post operasi debridement fraktur cruris ada 2 pasien serta yang mengalami nyeri ada 2 pasien.
Fraktur disebabkan oleh trauma atau aktivitas fisik dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang. Trauma dari fraktur merupakan penyebab cedera dan kematian. Pada open fraktur cruris dilakukan tindakan operasi debridement yang disertai dengan pemasangan external fixsasi. Dari tindakan pemasangan external fixkasi atau pen terjadi adanya tekanan yang kuat pada tulang, adanya benda asing yang dimasukkan ke dalam tubuh dan juga adanya jaringan lunak (lunak dan keras) yang terputus disekitar tempat pemasangan pen yang menimbulkan nyeri hebat. Dampak dari rasa nyeri ini bila terasa terus-menerus dan tidak terkontrol maka akan menimbulkan, gangguan mobilitas fisik, rasa cemas, hingga menyebabkan gangguan istirahat tidur.
Konsep solusi dari masalah yang timbul ,pada klien post operasi debridement adalah untuk menangani masalah yang timbul maka perawat memberikan penyuluhan penanganan nyeri. Klien akan diobservasi termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi nyeri. Serta mengajarkan teknik non farmakologi seperti mengurangi faktor yang dapat meningkatkan nyeri, memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik seperti : teknik pengalihan, teknik relaksasi, stimulasi kulit. Selain itu dapat juga dilakukan dengan pemberian terapi farmakologis seperti berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesik. Dengan ini perananan kolaborasi sesama tenaga Medis untuk mencapai hal tersebut sangatlah penting dan dibutuhkan, terutama perananan perawat dalam perawatan yang berkesinambungan klien selama berada di rumah sakit.
File :
PDF size : -0 Mb
Full Text : [
View ] (hanya dapat dilakukan di jaringan area kampus)
(Pastikan anda terhubung dengan jaringan lokal kampus untuk menampilkan full text)